UAS KIMIA ORGANIK 1
MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA
REGULER 2012
NAMA : APRIZAL
NIM : A1C112015
DOSEN PEMBIMBIMNG : Dr.Drs.Syamsurizal, M.Si
DOSEN PEMBIMBIMNG : Dr.Drs.Syamsurizal, M.Si
Soal
1. A.
Jelaskan bagaimana asam benzoat di sintesis dari suatu senyawa aromatik !
B. Jelaskan bagaimana mensintesis asam salisilat dari asam benzoat tersebut
di atas !
Jawaban :
1.
a). Seperti yang pernah kita bahas sebelumnya, dikatakan bahwa gugus alkil dari alkilbenzena itu dapat dengan mudah mengalami reaksi. Hal tersebut dikarenakan gugus alkil yang terikat pada cincin benzena (karbon benzilik) terstabilkan secara resonansi oleh cincin benzene itu sendiri, akibatnya posisi benzil tersebut menjadi letak serangan dalam berbagai banyak reaksi. Karena posisi benzilik yang reaktif ini, alkilbenzena dengan atom H benzilik menghasilkan produk oksidasi yang sama, yaitu asam benzoat.
Jawaban :
1.
a). Seperti yang pernah kita bahas sebelumnya, dikatakan bahwa gugus alkil dari alkilbenzena itu dapat dengan mudah mengalami reaksi. Hal tersebut dikarenakan gugus alkil yang terikat pada cincin benzena (karbon benzilik) terstabilkan secara resonansi oleh cincin benzene itu sendiri, akibatnya posisi benzil tersebut menjadi letak serangan dalam berbagai banyak reaksi. Karena posisi benzilik yang reaktif ini, alkilbenzena dengan atom H benzilik menghasilkan produk oksidasi yang sama, yaitu asam benzoat.
Mekanisme reaksi
oksidasi ini sangat rumit karena harus melibatkan zat antara dari oksidatornya
baik dalam bentuk radikal atau ion. Akan tetapi secara umum reaksi oksidasi
alkilbenzena yang mempunyai atom H benzilik, reaksi oksidasi berjalan melalui
suatu zat antara benzil kation atau benzil radikal.
Seperti yang
diketahui bahwa bentuk zat antara tersebut baik bentuk kationnya maupun radikal
benzilik relatifnya stabil karena adanya konjugasi muatannya dengan cincin
benzena. Zat antara benzilik ini
selanjutnya bereaksi dengan air memberikan benzyl alkohol yang mengalami
oksidasi lebih lanjut menjadi asam benzoat.
Persamaan
reaksi oksidasi alkilbenzena secara umum dapat dituliskan sebagai berikut.
Contoh dari alkilbenzena itu sendiri adalah toluene.
Toluene dapat
mengalami reaksi oksidasi dengan menggunakan katalisnya KMnO4 dan dalam kondisi
asam, asam yang digunakan yaitu asam sulfat (H2SO4)
C6H5CH3
+ 2KMnO4 → C6H5COOK + 2MnO2
+ H2O + KOH
Jika tidak dalam kondisi asam maka menghasilkan produk basa.
Reaksinya :
5C6H5CH3
+ 6KMnO4 + 9H2SO4 → 5C6H5COOH + 6Mn SO4
+ 3K2SO4+ 14H2O
b). Untuk
mensintesis asam salisilat dari asam benzoat pada No.1A yang di atas.
Adapun
gambar mekanismenya yang saya dapatkan, sebagai berikut.
Dari mekanisme diatas dapat dijelaskan bahwa terjadi
delokalisasi ikatan pada atom Cl dari tionil klorida sebagai akibat kereaktifan
dari karbonil pada benzoil klorida sehingga terbentuk ion klorida dan ion
tionil. Akibat dari pembentukan kedua ion tersebut, terjadilah serah terima
pasangan elektron pada ion tersebut dengan benzoil klorida sehingga
terbentuklah intermediet tetrahedral.
Kemudian terjadilah delokalisasi yang
mengakibatkan putusnya ikatan antara karbon pada karbonil dengan atom O.
Terbentuklah dua senyawa diatas yaitu salah asil klorida dan salah satunya
mengalami reaksi eliminasi pada kondisi panas membentuk gas SO2 dan
gas HCl sehingga benzoil klorida yang dihasilkanpun optimal.
Benzoil klorida direaksikan dengan asam asetat
menghasilkan suatu asam asetil salisilat dan HCl. Seperti kita ketahui
resonansi terjadi karena adanya delokalisasi ikatan rangkap ke ikatan tunggal.
Sehingga faktor resonansi tersebut mempengaruhi keasaman senyawa. Pada reaksi
ini delokalisasi yang terjadi dimana muatan negatif sekitar oksigen mengikat CH3 pada asam asetilsalisilat tersebut yang menyebabkan
resonansi, sehingga asam asetilsalisilat mempunyai tingkat keasaman yang besar.
Reaksinya
: C6H5COCl
+ CH3COOH → C6H5COOCH3COOH
Selain itu
juga untuk mensintesis asam salisilat dapat juga dengan cara fenol terlebih
dahulu diubah menjadi senyawa ionic
Natrium fenoksida dengan cara melarutkannya kedalam larutan natrium hidroksida.
Kemudian natrium fenoksida bereaksi dengan CO2 , kedua atom oksigen
yang terikat pada atom karbon bersifat menarik elektron. Oleh karena itu atom memiliki muatan parsial positif. Hal
inilah yang menyebabkan CO2 mampu bertindak sebagai elektrofil.
Proses mekanismenya dapat dilihat pada
gambar dibawah ini hingga bisa membentuk
asam salisilat.
2. Jelaskan
mengapa fenol dapat di gunakan sebagai antiseptik!, mengapa alkohol tidak
memiliki kemapuan demikian?
Jawaban
Berangkat dari pengertiannya, Antiseptik merupakan senyawa kimia yang dapat digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti pada permukaan kulit dan membran mukosa.
Jawaban
Berangkat dari pengertiannya, Antiseptik merupakan senyawa kimia yang dapat digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti pada permukaan kulit dan membran mukosa.
Fenol adalah zat pembaku daya antiseptik obat lain dan daya
antiseptik ini dinyatakan dalam koefesien fenol. Mekanisme kerja fenol sebagai
desinfektan yaitu dalam kadar 0,01%-1% fenol bersifat bakteriostatik. Larutan
1,6% bersifat bakterisid, yang dapat mengadakan koagulasi protein.
Sebagai antiseptik, fenol bekerja dengan cara
mendenaturasi dan mengkoagulasi protein sel bakteri. Senyawa turunan fenol
berinteraksi dengan sel bakteri melalui proses adsorbsi yang melibatkan ikatan
hidrogen. Pada kadar rendah
terbentuk kompleks protein fenol dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami
peruraian, diikuti penetrasi fenol ke dalam sel menyebabkan presipitasi serta
denaturasi protein. Pada kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan
sel membran mengalami lisis.
Ikatan protein dengan fenol mudah lepas, sehingga fenol dapat berpenetrasi
ke dalam kulit utuh. Larutan 1,3% bersifat fungisid, berguna untuk sterilisasi
ekskreta dan alat kedokteran. Sedangkan alkohol
tidak dapat digunakan sebagai antiseptik karena dalam kadar rendah sekalipun bisa menyebabkan gangguan saraf
dan masalah penglihatan. Inilah alasannya mengapa alkohol tidak digunakan
sebagai antiseptik.
3. A.
Suatu eter dapat bereaksi dengan air dimana bila di uji dengan larutan fehling
A dan fehling B memberikan hasil positif. !
B. Hasil dari tersebut di atas bila
dioksidasi lebih lanjut akan menghasilkan senyawa X , tentukan cara
mengidentifikasinya!
Jawaban
3.
Jawaban
3.
Uji Fehling
dilakukan menggunakan larutan Fehling, dimana larutan ini mengandung ion
kompleks tembaga (II) yang disiapkan dengan mencampurkan larutan Fehling A yang
mengandung tembaga sulfat, ke dalam larutan Fehling B yang mengandung natrium
hidroksida dan garam Rochelle (natrium kalium tartarat).
Uji Fehling dilakukan untuk mengidentifikasi gula
pereduksi. Gula pereduksi merupakan
golongan karbohidrat yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron,
contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Ujung dari suatu gula pereduksi
mengandung gugus aldehida atau keton bebas. Monosakarida seperti glukosa,
fruktosa, galaktosa dan disakarida seperti laktosa dan maltosa tergolong gula
pereduksi.
Larutan Fehling
terdiri dari larutan Fehling A (CuSO4)
dan Fehling B (NaOH dan KNa tartarat).
a.
Hasil positif terhadap pereaksi fehling ini menghasilkan
endapan yang berwarna merah
bata (Sorrel). Eter apabila
bereaksi dengan air dan diuji dengan larutan fehling memberikan hasil positif.
Hal ini mengidentifikasikan bahwa eter bereaksi dengan air membentuk ikatan
hidrogen sehingga menghasilkan senyawa yang memiliki gugus aldehid (R-COH).
b. Aldehid
apabila dioksidasi lebih lanjut menghasilkan senyawa X, senyawa X ini adalah asam karboksilat. Untuk mengidentifikasi apakah senyawa X ini asam kaboksilat
dapat ditambahkan alcohol dengan katalis asam, maka akan terbentuk senyawa
ester.
Identifikasi gugus aldehida dapat
dilakukan dengan melakukan uji Fehling. Uji Fehling
dilakukan menggunakan larutan Fehling, dimana larutan ini mengandung ion
kompleks tembaga (II) yang disiapkan dengan mencampurkan larutan Fehling A yang
mengandung tembaga sulfat, ke dalam larutan Fehling B yang mengandung natrium
hidroksida dan garam Rochelle (natrium kalium tartarat). Selama oksidasi
aldehid menjadi asam karboksilat, ion tembaga (II) direduksi menjadi tembaga
(I) yang mengendap sebagai tembaga (I) oksida yang berwarna merah.
RCHO + 2Cu2+ + 5OH- à RCOO- + Cu2O +
3H2O
Senyawa ester
ini cukup mudah diamati karena senyawa ester memiliki aroma yang khas seperti
aroma buah. Selain itu karena hasil reaksi berupa ester dan air yang
menimbulkan dua lapisan dimana lapisan atas adalah ester dan lapisan bawah
adalah air, hal ini dikarenakan perbedaan sifat dari ester yang bersifat non
polar dan air yang bersifat polar sehingga keduanya tidak dapat menyatu.
4. Mengapa
suatu eter bisa lebih reaktif dari pada alkohol, padahal secara umum alkohol
lebih reaktif dari pada eter apabila di reaksikan dengan logam? (seperti Na) Jelaskan dasar-dasar ilmiah yang memungkinkan suatu eter lebih reaktif dari
pada alkohol !
Jawaban
Seperti yang telah diketahui, Alkohol dan eter merupakan senyawa organik yang mengandung atom oksigen yang berikatan tunggal. Kedudukan atom oksigen didalam alkohol dan eter mirip dengan kedudukan atom oksigen yang terikat pada molekul air. Oleh karena itu dapat dikatakan struktur alkohol adalah sama dengan struktur air, dimana satu atom H pada air diganti dengan R. Sedangkan struktur eter adalah sama dengan struktur air dimana kedua atom H pada air diganti dengan R.
Jawaban
Seperti yang telah diketahui, Alkohol dan eter merupakan senyawa organik yang mengandung atom oksigen yang berikatan tunggal. Kedudukan atom oksigen didalam alkohol dan eter mirip dengan kedudukan atom oksigen yang terikat pada molekul air. Oleh karena itu dapat dikatakan struktur alkohol adalah sama dengan struktur air, dimana satu atom H pada air diganti dengan R. Sedangkan struktur eter adalah sama dengan struktur air dimana kedua atom H pada air diganti dengan R.
H-O-H R-O-H R-O-R
Air Alkohol
Eter
Gugus R pada alkohol dan eter
dapat berbentuk alkil atau aril. Oleh karena itu, kedua golongan senyawa ini
sangat luas dijumpai. Baik dari hasil sintesis maupun yang terjadi secara
alami.
Gugus
fungsi dari eter adalah oksigen yang terikat diantara rantai karbon (-O-) dan alkohol dengan gugus
hidroksilnya (-OH).
Bila direaksikan, Alkohol dapat bereaksi
dengan logam natrium. Logam natrium mudah teroksidasi menjadi ion Na+
, ion ini akan mensubstitusi ion hidrogen pada gugus hidroksil alkohol.
Reaksinya : R-OH + Na → R-O-Na
+ H2
Menurut pemahaman saya, Eter bisa saja
lebih reaktif daripada alkohol, hal ini dimungkinkan karena sifat khusus dari
eter itu sendiri yang memiliki kemampuan untuk membentuk ikatan dengan ion-ion
seperti Na+ , K+ , Cs+ .
Hal ini dapat dilakukan karena ion logam
ini mempunyai orbital kosong cukup banyak. Misalnya Na+ memiliki
orbital kosong 3p dan 3d, sehingga memungkinkan untuk tumpang tindih dengan
orbital isi penuh dari atom oksigen. Walaupun diketahui bahwa atom oksigen pada
eter siklik mampu mengadakan ikatan dengan ion logam tersebut, tetapi orbital
mana yang digunakan untuk berikatan belum diketahui secara pasti.
5.
Bila
fenol dikatakan lebih asam dari pada alkohol temukan contoh suatu alkohol jauh
lebih asam dari pada fenol ! Jelaskan mengapa demikian !
Jawaban
Fenol merupakan asam yang jauh lebih reaktif dari pada alkohol, pKa fenol sendiri adalah 10 sedangkan alkohol memiliki nilai pKa > 15 . Jadi, fenol kira-kira ditengah antara etanol dengan asam asetat (Pka = 4,75) dalam hal kuat asam .
Fenol memiliki sifat asam yang lebih kuat
dibandingkan alcohol. Hal ini dikarenakan anion fenol yaitu ion fenoksida distabilkan oleh
resonansi dimana muatan negatif dari electron mengalami delokalisasi oleh
cincin aromatiknya. Sedangkan anion dari
alcohol yaitu alkoksida tidak dapat didelokalisasikan.
Karena disebabkan delokalisasi electron pada ion fenoksida menyebabkan ion H+ yang telah dilepaskan sulit kembali sedangakn apada alcohol, karena elektron tak mengalami delokalisasi membuat ion H+ yang telah dilepaskan dapat dengan mudah kembali lagi.
Jadi dapat disimpulkan, untuk membuat alkohol lebih asam dari fenol maka kita harus menemukan bahwa anion dari alcohol itu lebih stabil dari anion fenol. Untuk meningkatkan keasaman pada alcohol bila didekat karbon hidroksil terdapat gugus penarik elektron seperti Halogen atau nitro (NO2)
Etanol berfungsi digunakan
sebagai bahan bakar, bagaimana halnya dengan turunan alkohol yang lain yang
memungkinkan di gunakan sebagai bahan bakar ?Jawaban
Fenol merupakan asam yang jauh lebih reaktif dari pada alkohol, pKa fenol sendiri adalah 10 sedangkan alkohol memiliki nilai pKa > 15 . Jadi, fenol kira-kira ditengah antara etanol dengan asam asetat (Pka = 4,75) dalam hal kuat asam .
Karena disebabkan delokalisasi electron pada ion fenoksida menyebabkan ion H+ yang telah dilepaskan sulit kembali sedangakn apada alcohol, karena elektron tak mengalami delokalisasi membuat ion H+ yang telah dilepaskan dapat dengan mudah kembali lagi.
Jadi dapat disimpulkan, untuk membuat alkohol lebih asam dari fenol maka kita harus menemukan bahwa anion dari alcohol itu lebih stabil dari anion fenol. Untuk meningkatkan keasaman pada alcohol bila didekat karbon hidroksil terdapat gugus penarik elektron seperti Halogen atau nitro (NO2)
apa syarat-syaratnya? Dan berikan contoh !
Jawaban
Empat alkohol alifatik pertama, yaitu (metanol, etanol, propanol, dan butanol) adalah jenis alkohol yang sering digunakan sebagai bahan
bakar karena alkohol-alkohol ini dapat disintesis secara kimia maupun biologi,
dan karakteristik yang dimiliki membuat alkohol ini dapat dipakai pada
mesin-mesin modern saat ini.
Jadi, turunan alkohol selain etanol yaitu
(methanol,propanol, dan butanol) dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Salah satu keuntungan yang dimiliki oleh keempat jenis
alkohol ini adalah angka oktan yang tinggi. Angka oktan yang
tinggi dapat membuat efisiensi bahan bakar meningkat sehingga dapat menutupi
kepadatan energinya yang rendah (jika dibandingkan dengan bensin/diesel).
Contohnya : Biobutanol merupakan salah satu bahan bakar
yang paling menguntungkan karena kepadatan energinya hampir sama dengan bensin, dengan
angka oktan yang masih 25% lebih tinggi dari bensin. Masalahnya adalah, saat
ini biobutanol lebih susah diproduksi apabila dibandingkan dengan etanol atau
metanol. Rumus kimia umum dari bahan bakar yang terbuat dari alkohol adalah CnH2n+1OH
Syarat-syarat senyawa turunan alcohol dapat
digunakan sebagai bahan bakar
:
ØDapat dioksidasi menghasilkan energy
yang cukup untuk menjalankan mesin kendaraan
ØTidak bersifat higrokopis,artinya tidak mudah menyerap
uap air diudara yang menyebabkan bahan bakar sulit dibakar
Ø Tidak mudah terbakar pada suhu ruangan
Ø Senyawa turunan alcohol sebaiknya
dipilih yang memiliki titik nyala diatas 30o
Ø Kemudian memiliki angka oktan yang
cukup tinggi sehingga pembakaran yang terjadi menghasilkan energy yang banyak
dan pengendapan karbon lebih sedikit
Ø Sebaiknya mudah diperoleh baik melalui
proses kimia, dari minyak bumi maupun perolehan secara biologi dari bahan-bahan
alam yang melibatkan organisme.